Setiap tanggal 10 suro/muharram adalah hari “sakral” bagi para pesilat/pendekar di tanah jawa. Pada tanggal tersebut mereka akan menerima kenaikan “pangkat”. 10 suro sendiri dalam perhitungan adat jawa memiliki arti yang erat hubunganya dengan kanuragan/kedigdayaan. Biasanya pada pendekar/pesilat akan melakukan ritual2 untuk menambah dan mengasah kesaktian dengan melakukan Telasan
Telasan sendiri diambil dari kata telas (jw) atau habis, dimana dalam telasan di artikan pendekar tersebut telah menghabiskan ilmu gurunya dalam satu tingkatan untuk ke tingkatan yang lebih tinggi. Dalam ritual ini biasanya seorang pendekar akan melakukan puasa, soal tata cara puasa bermacam2. Ada yang puasa tujuh hari dengan cuma sahur dan berbuka 7 suap nasi pada hari pertama dan terus berkurang jumlah suapannya, hingga pada hari ke tujuh tinggal 1 sesuap nasi untuk berbuka puasa ataupun sahur. dan pada hari ketujuh diadakan selamatan dengan menyembelih ayam Cemani. Ayam Cemani adalah jenis ayang yang semua berwarna hitam bahkan sampai darahnya. dan ceremonial/ritual telasan, biasanya juga ada tarung bebas antar sesama anggota perguruan, yang dimaksud untuk mengasah dan ajang pembuktian bahwa dia layak disebut pendekar.
Nganjuk, 2 Muharram 1434 H
0 Comments