tradisi nyadran atau nyadranan merupakan tradisi warisan jaman sebelum islam masuk ke indonesia. Asal tradisi ini adalah untuk mengenang para leluhur dengan mengirim doa dan makanan / sesaji kepada mereka dan danyang atau penunggu daerah tersebut. Namun lambat laun dengan kearifan para Dai dan Ulama yang menyebarkan agama Islam dengan santun berhasil menarik / membelokkan akidah ke arah yang baik. hal ini sesuai dengan tipologi dakwah para wali songo utamanya Sunan Kalijaga, yang dikenal sangat apresiatif terhadap adat istiadat dengan memasukkan unsur keagamaan kedalamnya.
Nyadranan di Dk. Pandanasri Ds. Lambang kuning kec. Kertosono kamis pon (28 juni 2012) hataman alQuran, jumat wage pagi harinya (29 juni 2012) dilakukan tahlilan dengan membawa makanan ke pemakaman desa, bukan untuk memberi sesaji tapi mendoakan orang yang mati dan juga sedekah dan berbagi kepada sanak famili.
Habib Umar bin Hafidz : hindari cacian
Tausiyah Habib Umar bin Hafidz di Sumedang hari ini pada intinya beliau tidak ikut dalam dukung mendukung Pemilu di Indonesia. Beliau berpesan kepada Para Pendakwah dan Para Ulama yang hadir untuk menghindari cacian, hinaan, dan prasangka buruk karena hal itu justru...
hemm sering saya mendengar kata nyadran mas.. cuman belum ngeh apa makna dari nyadran.. 🙁
kalau arti kata nyadran sendiri saya juga belum tahu,
beda dengan tradisi nyekar, kalao nyekar berasal dari kata sekar atau bunga, yang mana setiap peziarah membawa bunga ke kuburan.